TOPIK KHUSUS: ANAK-ANAK ALLAH DALAM KEJADIAN 6
- Ada kontroversi yang besar atas pengidentifikasian frasa anak-anak
Allah ini. Telah ada tiga penafsiran utama- frasa ini menunjuk pada garis keturunan Set yang saleh (lih. Kej 5)
- frasa ini menunjuk pada sekelompok makhluk-makhluk kemalaikatan
- frasa ini menunjuk pada raja-raja atau tirani-tirani dari garis
keturunan Kain (lih. Kej 4)
- Bukti bagi frasa ini menunjuk pada garis keturunan Set
- konteks kesastraan terdekat dari Kej 4 dan 5 menunjukkan
perkembangan dari garis keturunan Kain yang memberontak dan garis keturunan
Set yang saleh. Oleh karena itu, bukti kontekstualnya sepertinya lebih
condong pada garis keturunan Set yang saleh. - para rabi telah terbagi mengenai pemahaman mereka atas perikop ini.
Beberapa menyatakan bahwa ini menunjuk pada Set (namun kebanyakan pada para
malaikat). - frasa anak-anak Allah, walau paling sering digunakan untuk makhluk
kemalaikatan, sangatlah jarang menunjuk pada manusia- Ul 14:1 anak-anak dari YHWH Allahmu
- Ul 32:5 anak-anak Nya
- Kel 21:6; 22:8-9 kemungkinan para hakim Imamat (lih. Maz. 82:1)
- Maz 73:15 anak-anak Mu
- Hos 1:10 anak-anak Allah yang hidup
- konteks kesastraan terdekat dari Kej 4 dan 5 menunjukkan
- Bukti bagi frasa ini merujuk pada makhluk-makhluk kemalaikaan
- ini telah menjadi pemahaman tradisional yang paling umum mengenai
perikop ini. Konteks yang lebih luas dari Kejadian bisa mendukung pandangan
ini sebagai satu contoh lain dari kejahatan yang adi kodrati yang mencoba
untuk menggagalkan kehendak Allah bagi umat manusia (para rabi mengatakannya
atas dasar kecemburuan) - frasa (anak-anak Allah) ini amat sangat banyak digunakan dalam PL
untuk malaikat-malaikat- Ayub 1:6
- Ayub 2:1
- Ayub 38:7
- Mazmur 29:1
- Mazmur 89:6,7
- Daniel 89:6
- kitab-kitab antar perjanjian I Henokh yang sangat populer di antara
orang percaya dalam periode PB, sejalan dengan Apokrip Kejadian
dari Gulungan Kitab Laut Mati dan Yobel 5:1, menafsirkannya sebagai
malaikat-malaikat pemberontak (lih. I Henokh 12:4-6; 19:1-3; 21:1-10). - konteks terdekat dari pasal 6 sepertinya mengisyaratkan bahwa
orang-orang perkasa jaman purba, orang termasyur ini berasal dari
pencampur adukan yang tidak tepat dari urutan penciptaan. - I Henokh bahkan menyatakan bahwa Air Bah Nuh datang untuk
membinasakan persatuan manusia/malaikat yang memusuhi Allah dan rencana Nya
bagi penciptaan (lih. I Henokh 7:1 dst; 15:1 dst; 86:1 dst).
- ini telah menjadi pemahaman tradisional yang paling umum mengenai
- Bukti bagi frasa ini merujuk pada raja-raja atau tirani-tirani dari
garis keturunan Kain- ada beberapa terjemahan kuno yang mendukung pandangan ini
- Targum dari Onkelos (abad kedua M) menterjemahkan anak-anak Allah
sebagai anak-anak bangsawan - Terjemahan PL bahasa Yunani Symmachus (abad kedua M), menterjemahkan
anak-anak Allah sebagai anak-anak raja-raja - Istilah elohim kadang digunakan untuk para pemimpin Israel
(lih. Kel 21:6; 22:8; Maz 82:1,6, catat Alkitab NIV dan NET). - Nephilim dikaitkan pada Gibborim dalam Kej 6:4,
Gibborim adalah bentuk jamak dari kata Gibbor yang berarti
seorang perkasa yang penuh keberanian; kekuatan; kemakmuran atau kuasa
- Targum dari Onkelos (abad kedua M) menterjemahkan anak-anak Allah
- Penafsiran ini dan buktinya di ambil dari Kata-kata Sukar
Alkitab hal. 106-108.
- ada beberapa terjemahan kuno yang mendukung pandangan ini
- Bukti Sejarah dari pedukung kedua penggunaan
- frasa tersebut menunjuk pada kaum Set
- Cyril dari Aleksander
- Theodoret
- Agustinus
- Jerome
- Kalvin
- Kyle
- Gleason Archer
- Watts
- frasa tersebut menunjuk pada makhluk-makhluk kemalaikatan
- para penulis Septuaginta
- Filo
- Yosefus (Antiquities 1:3:1)
- Yustinus Martyr
- Klemens dari Aleksandria
- Tertullian
- Origenes
- Luther
- Delitzsch Ewald
- Hengstenberg
- Olford
- Westermann
- Wenham
- Alkitab NET
- frasa tersebut menunjuk pada kaum Set
- Bagaimana kaum Nephilim dari Kej 6:4 berhubungaan dengan anak-anak
Allah dan anak-anak perempuan manusia dari Kej 6:1-2? Catat teori teori
ini:- Mereka adalah raksasa-raksasa hasil persatuan antara para malaikat
dan wanita manusia (lih. Bil 13:33). - Mereka tidak berhubungan sama sekali. Mereka sekedar disebutkan
sebagai ada di dunia di jaman peristiwa Kej. 6:1-2 dan juga sesudahnya. - R. K. Harrison dalam Pengantar keada Perjanjian Lama, hal.
557, memiliki kutipan tersamar berikut, lalai secara keseluruhan
wawasan-wawasan antropologisnya yang tak ternilai ke dalam saling
keterhubungan dari Homo sapiens dan spesies pra-Adam yang
terkandung dalam perikop ini, dan yang setuju dengan para ahli yang memiliki
cukup kemampuan untuk mengejarnya.      Ini bagi saya mengisyaratkan bahwa ia melihat kedua
kelompok ini sebagai mewakili perbedaan kelompok kemanusiaan. Hal ini akan
mengisyaratkan suatu penciptaan khusus Adam dan Hawa, namun juga suatu
perkembangan secara evolusi dari Homo erectus. - Hanya adillah untuk mengungkapkan pemahaman saya sendiri akan naskah
yang kontroversial ini. Pertama, ijinkan saya mengingatkan kita semua bahwa
naskah dalam Kejadian adalah singkat dan tidak jelas. Para pendengar pertama
Musa pasti telah memiliki wawasan kesejarahan tambahan atau Musa menggunakan
tradisi lisan atau tertulis dari periode para nenek moyang yang ia sendiri
tidak memahaminya sepenuhnya. Hal ini bukanlah suatu pokok bahasan teologis
yang krusial. Kita sering merasa ingin tahu akan hal-hal yang hanya sedikit
disinggung Kitab Suci. Akan sangat tidak menguntungkanlah untuk membangun
suatu teologia yang rinci atas dasar hal ini atau kepingan-kepingan
informasi alkitabiah yang serupa. Jika kita memerlukan informasi ini Allah
pasti sudah menyediakannya dalam suatu bentuk yang lebih lengkap dan jelas.
Saya secara pribadi percaya ini adalah para malaikat dan manusia karena:- frasa anak-anak Allah digunakan secara konsisten, walau bukan
eksklusif bagi malaikat dalam PL. - Septuaginta (Aleksandria) menterjemahkan (akhir abad pertama SM)
anak-anak Allah sebagai malaikat-malaikat Allah - kitab apokaliptik pseudepigraf I Henokh (kemungkinan ditulis sekitar
200 SM) bersifat sangat spesifik bahwa ini menunjuk pada para malaikat (lih.
pasal 6-7) - II Pet 2 dan Yudas membicarakan tentang para malaikat yang berdosa
dan tidak memelihara posisi mereka yang sepantasnya
      Saya tahu bahwa bagi beberapa orang ini sepertinya
bertentangan dengan Mat 22:30, namun para malaikat ini bukanlah di surga,
ataupun di bumi, tetapi berada di dalam suatu penjara khusus
(Tartarus). - Saya pikir bahwa satu alasan banyaknya peristiwa dari Kejadian 1-11
ditemukan dalam budaya-budaya lain (yaitu catatan peristiwa penciptaan yang
mirip, catatan air bah yang serupa, catatan mengenai malaikat yang mengawini
perempuan manusia) adalah karena semua manusia adalah bersama-sama dan
memiliki suatu pengertian akan YHWH dalam periode ini, namun setelah
pencerai-beraian Menara Babel pengetahuan ini menjadi rusak dan
diadaptasikan kepada model politeistik.Sebuah contoh bagus mengenai hal ini adalah mitologi Yunani di
mana raksasa yang setengah manusia dan setengah manusia super yang disebut
Titan dipenjarakan di dalam Tartarus, nama yang sama ini digunakan
hanya sekali dalam Alkitab (lih. II Pet 2) untuk tempat penahanan
malaikat-malaikat yang tidak mempertahankan posisi mereka yang sepantasnya.
Dalam teologia kerabian Hades dibagi menjadi bagian bagi orang benar
(firdaus) dan satu bagian bagai yang jahat (Tartarus).
- frasa anak-anak Allah digunakan secara konsisten, walau bukan
Hak Cipta © 2014 Bible Lessons International
- Mereka adalah raksasa-raksasa hasil persatuan antara para malaikat