Skip to content

“KEJAHATAN PRIBADI”

TOPIK KHUSUS: KEJAHATAN PRIBADI

I.&nbsp &nbsp SETAN ADALAH POKOK YANG SANGAT SUKAR

  1. PL tidak menyatakan suatu musuh besar dari kebaikan (Allah), namun
    seorang hamba YHWH yang menawarkan kepada umat manusia suatu alternatif dan
    menuduh manusia tentang ketidak-benaran.
  2. Konsep dari seorang musuh besar pribadi Allah berkembang dalam
    tulisan-tulisan antar alkitab (bukan kanon) yang di bawah pengaruh agama
    Persia ( Zoroastrianisme). Hal ini, pada gilirannya, banyak
    sekali mempengaruhi Yudaisme kerabian (yaitu Pembuangan orang Israel di
    Babilonia, Persia).
  3. PB mengembangkan tema-tema PL ini dalam kategori-kategori yang secara
    mengejutkan kaku, namun selektif.

&nbsp &nbsp &nbsp Jika seseorang mendekati kajian tentang kejahatan ini dari
sudut pandang teologia alkitabiah (tiap buku atau penulis atau jenis
dipelajari dan di garis besarkan secara terpisah), maka pandangan-pandangan
yang sangat berbeda tentang kejahatan akan terungkap.

&nbsp &nbsp &nbsp Namun demikian, jika seseorang mendekati kajian tentang
kejahatan ini dari pendekatan agama-agama dunia atau agama-agama timur yang
tidak alkitabiah atau terlalu alkitabiah, maka kebanyakan pengembangan PB
terbayangkan dalam dualisme Persia dan spiritisme Romawi-Yunani.

&nbsp &nbsp &nbsp Jika seseorang secara pra-suposisi mengikatkan diri pada
otoritas Illahi Alkitab (seperti saya!), maka pengembangan PB harus dilihat
sebagai suatu perwahyuan yang berkembang. Orang-orang Kristen harus berjaga
terhadap sikap membiarkan dongeng-dongeng Yahudi atau tulisan-tulisan barat
(yaitu: Dante, Milton) untuk menjelaskan lebih lanjut konsep ini. Tentu saja
akan ada suatu misteri dan kemenduaan dalam bidang perwahyuan ini. Allah
telah memilih untuk tidak mengungkap semua aspek dari kejahatan, asalnya
(lihat Topik Khusus: Lusifer), maksudnya, namun Ia telah mengungkapkan
kekalahannya!

II.&nbsp &nbsp SETAN DALAM PERJANJIAN LAMA

&nbsp &nbsp &nbsp Dalam PL istilah “setan” (BDB 966, KB 1317) atau “sang
penuduh” sepertinya berhubungan dengan tiga kelompok yang terpisah

  1. para penuduh manusia (I Sam 29:4; II Sam 19:22; I Raj 11:14,23,25; Maz
    109:6, 20,29)
  2. para penuduh kemalaikatan (Bil 22:22-23; Zak 3:1)
    1. Malaikat Tuhan – Bil 22:22-23
    2. Setan – 1 Taw 21:1; Ayb 1-2; Zak 3:1
  3. para penuduh iblis (I Taw 21:1; I Raj 22:21; Zak 13:2)

&nbsp &nbsp &nbsp Hanya dikemudian hari dalam periode antar perjanjian si
ular dari Kej 3 dikenali sebagai setan (lih. Kitab Hikmat 2:23-24; II Henokh
31:3), dan bahkan baru dikemudian hari lagi hal ini menjadi suatu pilihan
kerabian (lih Sot 9b dan Sanh. 29a). “Anak-anak Allah” dari Kej 6 menjadi
malaikat jahat dalam I Henokh 54:6. Mereka menjadi asal-usul kejahatan dalam
teología kerabian. Saya menyebutkan halini, bukan untuk menyatakan
keakuratan teologisnya, namun untuk menunjukkan perkembangannya. Dalam PB
aktivitas-aktivitas PL ini dihubungkan dengan kejahatan yang
dipersonifikasikan yang bersifat kemalaikatan, (yaitu setan) dalam II Kor
11:3; Wah 12:9.

&nbsp &nbsp &nbsp Asal dari kejahatan yang dipersonifikasikan ini sukar atau
tidak mungkin (tergantung dari sudut pandang anda) untuk ditentukan dari PL.
Satu alasan dari hal ini adalah monoteisme Israel yang kuat (lih. I Raj
22:20-22; Pkh 7:14; Yes 45:7; Am 3:6). Semua kausalitas dihubungkan dengan
YHWH untuk mempertunjukkan keunikan dan keutamaanNya (lih. Yes 43:11;
44:6,8,24; 45:5-6,14,18,21,22).

&nbsp &nbsp &nbsp Sumber-sumber dari kemungkinan informasi adalah (1) Ayub
1-2 di mana setan adalah satu dari “anak-anak Allah” (yaitu para malaikat)
atau (2) Yes 14; Yeh 28 di mana raja-raja timur yang penuh keangkuhan
(Babilonia dan Tirus) digunakan untuk melukiskan keangkuhan setan (lih. I
Tim 3:6). Saya memiliki perasaan yang bercampur mengenai pendekatan ini.
Yehezkiel menggunakan penggambaran Taman Eden bukan hanya untuk raja Tirus
sebagai setan (lih. Yeh 28:12-16), namun juga bagi raja Mesir sebagai
Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat (Yeh 31). Namun demikian, Yes 14, khususnya
ay 12-14, sepertinya menjelaskan suatu pemberontakan kemalaikatan melalui
keangkuhan. Jika Allah ingin menyatakan pada kita sifat khas dan asal dari
setan hal ini adalah cara dan tempat yang sangat menyerong untuk
melakukannya. Kita harus berjaga terhadap trend dari teologia sistematik
yang mengambil bagian-bagian yang kecil dan mendua dari
perjanjian-perjanjian, penulis, kitab-kitab, dan jenis-jenis tulisan yang
berbeda dan menggabungkannya sebagaimana bagian-bagian dari satu puzzle
Illahi.

III.&nbsp &nbsp SETAN DALAM PERJANJIAN BARU

&nbsp &nbsp &nbsp Alfred Edersheim (Kehidupan dan Jaman Yesus Sang
Mesias
, vol. 2, lampiran XIII [hal. 748-763] dan XVI [hal. 770-776])
mengatakan bahwa Yudaisme Kerabian sangat secara berlebihan dipengaruhi oleh
dualisme Persia dan spekulasi keiblisan. Para rabi bukanlah sumber yang baik
bagi kebenaran di bidang ini. Yesus secara radikal menyimpang dari
pengajaran dari Sinagoga. Saya kira konsep kerabian mengenai perantaraan dan
perlawanan kemalaikatan dalam pemberian hukum Taurat kepada Musa di gunung
Sinai membuka pintu kepada konsep musuh besar kemalaikatan dari YHWH dan
juga umat manusia. Ada dua allah yang tinggi dari faham dualisme Iran
(Zoroastrianisme).

  1. Ahura Mazda, yang nantinya disebut Ormazd, yang
    adalah allah pencipta, allah yang baik
  2. Angra Mainyu, yang nantinya disebut Ahriman, roh
    perusak, allah yang jahat

&nbsp &nbsp &nbsp Mereka berperang memperebutkan tempat tertinggi dengan
dunia sebagai medan perangnya. Dualisme ini berkembang menjadi suatu
dualisme terbatas Yudaisme dari YHWH dan setan.

&nbsp &nbsp &nbsp Tentu saja ada perwahyuan yang bertumbuh dalam PB akan hal
perkembangan kejahatan, namun tidaklah serumit yang diklaim para rabi. Suatu
contoh yang bagus dari perbedaan ini adalah “peperangan di surga.” Kejatuhan
setan (iblis) adalah suatu keharusan yang logis, namun rinciannya tidak
diberikan. (lihat Topik Khusus: Kejatuhan Setan dan Para Malaikatnya).
Bahkan apa yang diberikanpun diselubungi dalam jenis sastra perwahyuan (lih.
Wah 12:4,7,12-13). Meskipun setan (Iblis) dikalahkan dan dibuang ke bumi, ia
masih berfungsi sebagai hamba YHWH (lih. Mat 4:1; Luk 22:31-32; I Kor 5:5; I
Tim 1:20).

&nbsp &nbsp &nbsp Kita harus membatasi rasa keingin-tahuan kita dalam bidang
ini. Memanglah ada kekuatan pencobaan dan kejahatan pribadi, namun hanya ada
satu Allah dan manusia masih bertanggung jawab atas pilihannya. Ada
peperangan rohani, baik sebelum dan sesudah keselamatan. Kemenangan hanya
bisa datang dan tinggal tetap di dalam dan melalui Allah Tritunggal.
Kejahtan telah dikalahkan dan akan dilenyapkan (lih. Wah 20:10)!

Hak Cipta © 2014 Bible Lessons
International

size>