TOPIK KHUSUS: PENYEMBAHAN
- Pengantar
- Beberapa pertanyaan penting
- Apakah Penyembahan itu?
- Kapan dan bagaimana mulainya?
- Apakah isinya?
- Siapakah yang berpartisipasi?
- Di mana dan kapan ini dilakukan?
- Pertanyaan-pertanyaan ini akan membentuk garis besar dari kajian kita.
Haruslah diingat bahwa tidaklah ada jawaban yang definitif dari
pertanyaan-pertanyaan ini, namun ada implikasi-implikasi kitab suci dan
perkembangan-perkembangan kesejarahan.
- Beberapa pertanyaan penting
- Apakah Penyembahan Itu?
- Kata bahasa Inggrisnya berasal dari suatu istilah Saxon,
weorthscipe, yang menyatakan sesorang yang merupakan tujuan
pemberian kehormatan dan penghargaan. - Istilah-istilah PL utamanya adalah:
- Abodah, yang berasal dari akar bahasa Ibrani yang berarti
melayani atau bekerja. Ini biasanya diterjemahkan pelayanan Allah. - Hishtahawah, yang berasal dari suatu akar bahasa Ibrani
yang berarti membungkuk atau menyujudkan diri (lih. Kel 4:31).
- Abodah, yang berasal dari akar bahasa Ibrani yang berarti
- Istilah-istilah PB utamanya mengikuti istilah-istilah Ibraninya.
- Untuk abodah adalah latreia, yang merupkan status
seorang pekerja atau budak. - Untuk hishtahawah adalah proskuneo, yang artinya
bersujud, memuja, atau menyembah.
- Untuk abodah adalah latreia, yang merupkan status
- Perhatikan bahwa penyembahan berdampak pada dua bidang.
- sikap rasa hormat kita
- tindakan-tindakan gaya hidup kita
Kedua hal ini harus berjalan bersama-sama atau jka tidak menghasilkan
masalah yang besar (lih. Ul. 11:13).
- Kata bahasa Inggrisnya berasal dari suatu istilah Saxon,
- Kapan dan Bagaimana Mulainya?
- PL tidak menyatakan secara khusus asal-usul penyembahan, namun ada
beberapa petunjuk dalam kitab Kejadian.- Pelembagaan Sabat oleh Allah dalam Kej 2:1-3 dikemudian hari
berkembang menjadi hari penyembahan mingguan yang utama. Dalam Kejadian ini
menyatakan bahwa Allah menetapkan suatu teladan bagi perhentian dan
penyembahan manusia dengan tindakan dan sikapNya terhadap segmen waktu
mingguan ini. - Pembunuhan binatang-binatang oleh Allah untuk menyediakan pakaian
bagi pasangan manusia yang jatuh untuk bisa bertahan dalam lingkungan
kejatuhan mereka yang baru dalam Kej 3:21. Ini sepertinya menetapkan suatu
panggung bagi penggunaan binaang-binatang untuk keperluan manusia, yang akan
berkembang menjadi sistem korban persembahan. - Persembahan Kain dan Habel dari Kej 4:3 dst sepertinya merupakan
suatu kejadian yang teratur, bukan suatu peristiwa sekali saja. Ini bukanlah
suatu perikop peremehan akan korban persembahan tanam-tanaman atau suatu
resep bagi pengorbanan binatang, namun suatu contoh yang jelas akan perlunya
suatu sikap yang pantas terhadap Allah. Ini sungguh menunjukkan bahwa Allah
secara tertentu mengkomunikasikan penerimaan dan penolakanNya. - Garis keturunan keMesiasan yang saleh dari Set dibangun dalam Kej
4:25 dst. Ini menyebutkan nama perjanjian Allah, YHWH, dalam Kej 4:26, di
dalam
sesuatu yang nampak seperti tata cara penyembahan (perikop ini harus
dicocokkan dengan Kel 6:3). - Nuh menyatakan suatu perbedaan antara binatang yang najis dan tidak
najis dalam Kej 7:2. Ini menetapkan status korban persembahannya dalam Kej
8:20-21. Ini mengisyaratkan bahwa korban telah ditetapkan sejak kurun waktu
yang sangat dini. - Abraham sangat akrab dengan korban persembahan, yang sangat nyata
dari Kej 12:7,8; 13:18; 22:9. Ini membentuk tanggapannya kepada hadirat dan
janji-janji Allah. Tampaknya keturunannya melanjutkan praktek ini. - Kitab Ayub ada dalam suatu latar belakang nenek moyang (yaitu tahun
2000 SM). Ia tidak asing dengan pengorbanan sebagaimana terlihat dalam Ayb
1:5. - Bahan Alkitab sepertinya menjelaskan bahwa pengorbanan dikembangkan
dari rasa kekaguman dan hormat manusia bagi Allah dan prosedur-prosedur yang
dinyatakan Allah tentang bagaimana menyatakan hal ini.- Ke sepuluh Perintah dan Aturan-aturan Kesucian
- Kultus Tabernakel
- Pelembagaan Sabat oleh Allah dalam Kej 2:1-3 dikemudian hari
- PL tidak menyatakan secara khusus asal-usul penyembahan, namun ada
- Apakah Isinya?
- Nyatalah bahwa sikap umat manusia adalah kunci dalam pengorbanan (lih.
Kej 4:3 dst). Elemen pribadi ini telah selalu menjadi suatu tiang penyangga
dalam iman alkitabiah yang dinyatakan (lih. Ul 6:4-9; 11:13; 30:6; Yer
31:31-34; Yeh 36:26-27; Rom 2:28-29; Gal 6:15). - Namun demikian, sikap menghargai dari umat manusia ini sejak awal telah
dikodekan menjadi suatu ritual.- ritual pemurnian (berhubungan dengan suatu pengertian akan dosa)
- ritual pelayanan/kebaktian (perayaan-perayaan, korban, persembahan,
dll.) - ritual penyembahan pribadi (doa-doa dan pujian umum atau pribadi)
- ketika kita menyampaikan pertanyaan akan isi, pentinglah bahwa kita
memperhatikan tiga sumber dari perwahyuan (lih. Yer 18:18).- Musa dan para kultus (imam-imam)
- Guru-guru Sastra Hikmat
- Para nabi
Masing-masing menambah pemahaman kita akan penyembahan, Setiap pihak ini
berfokus pada suatu aspek vital dan konsisten dari penyembahan.- bentuk (Keluaran-Bilangan)
- gaya hidup (Maz 40:1 dst; Mik 6:6-8)
- motif (I Sam 15:22; Yer 7:22-26; Hos 6:6)
- Yesus mengkuti pola penyembahan PL. Ia tidak pernah mengejek PL (lih.
Mat 5:17 dst), namun Ia memang menolak Tradisi Lisan karena ini baru
berkembang menjelang abad pertama. - Gereja mula-mula melanjutkan Yudaisme untuk satu periode (yaitu sampai
dengan kebangunan dan pembaharuan kerabian tahun 90 M) dan lalu memulai
mengembangkan keunikannya sendiri, namun secara umum tetap pada suatu pola
sinagoga. Kepusatan dari Yesus, kehidupanNya, pengajaranNya, penyalibanNya
dan kebangkitanNya menggantikan tempat dari Kultus PL. Khotbah, baptisan,
dan Perjamuan Syukur menjadi pusat tindakan. Sabat digantikan dengan Hari
Tuhan.
- Nyatalah bahwa sikap umat manusia adalah kunci dalam pengorbanan (lih.
- Siapa yang Berpartisipasi?
- Budaya nenek moyang dari Timur Dekat kuno menetapkan panggung bagi peran
kepemimpinan laki-laki dalam segenap bidang kehidupan, termasuk agama. - Para pendahulu ini bertindak sebagai imam bagi keluarganya baik dalam
korban dan perintah agama (Ayb 1:5). - Bagi Israel imam mengemban tugas-tugas keagamaan dalam tata cara
penyembahan bersama, umum, sementara bapa-bapa menduduki tempat ini dalam
tata cara penyembahan pribadi. Dengan Pembuangan Babilonia (586 SM) Sinagoga
dan para rabi berkembang menjadi suatu posisi pusat dalam pelatihan dan
penyembahan. Setelah penghancuran Bait Suci di tahun 70 M, Yudaisme
kerabian, yang dikembangkan dari Farisi, menjadi dominan. - Dalam tata cara gereja pola kebapaan ini dipertahankan, namun dengan
penambahan tekanan pada keberbakatan dan kesetaraan wanita (lih. I Kor 11:5;
Gal 3:28; Kis 21:9; Rom 16:1; II Tim 3:11). Kesetaraan ini terlihat dalam
Kej 1:26-27; 2:18. Kesetaraan ini dirusak oleh pemberontakan Kej 3, namun
dipulihkan melalui Kristus. Anak-anak telah selalu dipersekutukan dalam tata
cara penyembahan melalui orang tua mereka, namun demikian, Alkitab adalah
suatu buku yang berorientasi pada orang dewasa.
- Budaya nenek moyang dari Timur Dekat kuno menetapkan panggung bagi peran
- Di mana dan Kapan Penyembahan Dilakukan?
- Dalam Kejadian umat manusia memuja tmpat-tempat di mana mereka telah
berjumpa dengan Allah. Situs-situs ini menjadi mesbah-mesbah. Setelah
menyeberangi sungai Yordan beberapa situs berkembang (Gilgal, Bethel,
Sikhem), namun Yerusalem dipilih sebagai tempat kediaman Allah yang khusus
yang dihubungkan dengan Tabut Perjanjian (lih. Ul.). - Waktu-waktu pertanian selalu menetapkan suatu panggung bagi rasa syukur
manusia kepada Allah karena penyediaanNya. Keperluan-keperluan khusus lain
yang dirasakan, seperti pengampunan, berkembang menjadi hari-hari raya
keagamaan (yaitu, Im 16, Hari Penebusan). Yudaisme mengembangkan sekumpulan
hari-hari rayaPaskah, Pentakosta, dan Tabernakel (lih. Im 23). Ini juga
mengijinkan kesempatan khusus bagi pribadi-pribadi (lih. Yeh 18). - Pembangunan dari sinagoga menyediakan struktur bagi konsep penyembahan
Sabat. Gereja merubahnya dengan Hari Tuhan (hari pertama dari satu minggu)
nampaknya karena pola berulang penampakan Yesus pada hari Minggu sore
setelah kebangkitan. - Awalnya gereja mula-mula bertemu setiap hari (Kis 2:46), namun ini
nampaknya segera ditiadakan untuk penyembahan pribadi selama seminggu dan
penyembahan bersama pada tiap hari Minggu.
- Dalam Kejadian umat manusia memuja tmpat-tempat di mana mereka telah
- Kesimpulan
- Penyembahan Allah bukanlah sesuatu yang diciptakan atau dilembagakan
manusia. Penyembahan adalah kebutuhan yang terasa. - Penyembahan adalah suatu tanggapan terhadap siapa Allah itu dan apa yang
telah Ia lakukan bagi kita dalam Kristus. - Penyembahan melibatkan keseluruhan pribadi. Ini mencakup baik bentuk dan
sikap. Secara umum dan pribadi. Terjadwal dan secara mendadak. - Penyembahan yang benar adalah suatu hasil dari suatu hubungan pribadi.
- Perikop PB tentang penyembahan yang secara teologis paling membantu
mungkin adalah Yoh 4:19-26.
- Penyembahan Allah bukanlah sesuatu yang diciptakan atau dilembagakan