Skip to content
TOPIK KHUSUS: UMUR DAN PEMBENTUKAN BUMI
- Bidang studi ini bias karena asumsi yang harus dibuat bahkan untuk
mengejar pemikiran secara rasional mengenai pokok masalah ini. Asumsi-asumsi
tersebut harus menjadi fokus dari suatu evaluasi dari pendapat-pendapat yang
berlainan yang diungkapkan oleh para ahli kosmologi, geologi, dan ilmu-ilmu
yang terkait dibandingkan dengan pemahaman dan interpretasi teologis. Lihat
John H. Walton, Kejadian Satu Sebagai Kosmologi Kuno
- Bagi Ilmu Pengetahuan asumsi-asumsi yang nampak adalah:
- Bahwa tingkat perubahan (yaitu, jasmaniah, kimiawi, dan biologis) yang
dicatat dan diukur pada bumi saat ini adalah konstan di masa lalu (yaitu,
uniformitarianisme, saat ini adalah kuci dari masa lalu)
- Penanggalan radiometris (disebut penanggalan absolut), yang merupakan
kunci kronologis untuk penanggalan bumi dan peristiwa-peristiwa kosmik,
dibingungkan oleh beberapa asumsi:
- komposisi asli batuan-batuan (yaitu hubungan dari elemen induk dan
anak dari elemen-elemen atomik yang tidak stabil)
- setengah-kehidupan dari elemen-elemen ini
- suhu juga mempengaruhi persentase induk dan anak dalam suatu sampel
(yaitu, waktu pembentukan dan/atau ruangan-ruangan magma vulkanik)
- Sumber dan waktu asli dari pencipaan elemen-elemen radio aktif tidak
pasti. Teori-teori saat ini menyatakan bahwa elemen-elemen yang lebih berat
diciptakan dari reaksi-reaksi termonuklear dalam bintang generasi kedua dan
ketiga dan disebarkan oleh supernova-supernova.
- Bahwa enam anggapan prinsip-prinsip urutan geologi (disebut penanggalan
relatif) mempengaruhi paleontologi:
- hukum superposisi-dalam suatu urutan pengendapan batuan yang tak
terganggu, lapisan batuan di bagian atas berumur lebih muda dan lapisan yang
di bawah lebih tua
- prinsip dari lapisan-lapisan horizontal asli dari batuan yang belum
sempurna diendapkan di dalam suatu dataran yang hampir horizontal
- prinsip hubungan-hubungan pemotongan silang ketika batuan terpotong
atau terganti oleh satu keretakan, batuan ini pasti lebih tua dari keretakan
tersebut.
- prinsip pencakupan-massa batuan yang saling berdekatan, satu batuan
biasanya memiliki pecahan dari yang lebih rendah menempel di lapisan bagian
atas yang meneguhkan asumsi #1
- prinsip korelasi-batuan yang serupa susunan bahannya namun berasal
dari daerah-daerah yang berbeda harus di cocokkan, ketika hal ini tak dapat
dilakukan maka fosil-fosil yang serupa digunakan untuki menunjukkan
penanggalan yang serupa dari pembentukannya.
- prinsip suksesi fosil-organisme fosil berganti satu sama lain dalam
suatu urutan yang terbatas dan dapat ditentukan:
- Fosil-fosil yang tersebar luas
- Suatu rentang waktu geologis yang terbatas sampai pendek.
- Beberapa Komentar oleh para Ilmuwan
- Kebanyakan Ilmuwan menyadari bahwa ilmu pengetahuan yang sebenarnya
adalah suatu metode penelitian yang berusaha mengkorelasikan segala fakta
dan anomali yang diketahui ke dalam suatu teori yang bisa diuji. Beberapa
hal berdasarkan sifat alamiahnya sendiri tidak dapat diuji.
- Beberapa komentar dari para ilmuwan mengenai asumsi ilmiah di bidang ini
- Doktrin tersebut (yaitu uniformitarianisme) tidak boleh di ambil
secaraa terlalu hurufiah. Untuk mengatakan bahwa proses-proses geologis di
masa lau sama dengan apa yang ada sekarang tidak menyarankan bahwa hal-hal
ini selalu memiliki kepentingan relatif dan beroperasi pada tingkat yang
tepat sama (Tarbuck dan Lutgens, Ilmu Pengetahuan Bumi, ed. ke-6.
hal. 262).
- Pentinglah untuk menyadari bahwa suatu penanggalan radiometrik yang
akurat dapat diperoleh hanya jika mineral tersebut tetap dalam suatu sistem
tertutup selama kurun waktu pembentukannya; yaitu, suatu tanggal yang benar
tidaklah memungkinkan kecuali tanpa adanya penambahan tau pengurangan dari
isotop-isotop induk atau anaknya (Ilmu Pengetahuan Bumi, ed. ke-6.
hal. 276).
- Keta terburu-buru untuk menekankan bahwa keseragaman/uniformitas
adalah suatu asumsi yang kita buat mengenai alam, demikian pula merupakan
suatu doktrin lebih daripada suatu hukum yang telah terbukti secara logis
(Dott dan Balten, Evolusi Bumi, ed. ke 4. hal. 44).
- Konstanta-kontanta pembusukan yang mencirikan tingkat pembusukan
radio aktif, dan mengatur hubungan antara data isotopik dan pasangan
umur-umur isotopik radio tidak diketahui secara tepat. Konsekuensinya,
keakuratan dari beberapa metode penanggalan yang paling teliti, seperti
teknik 40 Ar/39Ar, mungkin menjadi suatu urutan yang
besar atau jauh lebih buruk lagi daripada ketelitiannya (Perkembangan dan
tantangan dalam
geokronologi oleh Renne, Ludwig dan Karner dalam Perkembangan Ilmu
Pengetahuan (2000), 83 (1), 107).
- Orang tanpa pelatihan ilmu pengetahuan mungkin tidak bisa memahami
bahwa metode penanggalan radio aktif apapun hanya bisa dipercaya untuk
sampel dengan umur mendekati setengah kehidupan dari elemen yang
dipertanyakan (Hugh Ross, laporan berkala, Alasan-alasan untuk Percaya).
- Asumsi-asumsi bukanlah keunikan masyarakat ilmiah namun ternyata juga
ada dalam masyarakat agamawi.
- Manusia terhanyut kepada suatu prinisip dan model pemersatu untuk
mengkorelasikan pengalaman akal mereka dan menyediakan kestabilan emosional.
Dalam Ilmu Pengetahuan prinsip pemersatu ini adalah evolusi
- Theodosius Dobzhansky, Manusia yang berubah, Ilmu
Pengetahuan, 155, 409-415, Evolusi adalah suatu proses yang telah
menghasilkan kehidupan dari yang bukan kehidupan, yang telah menimbulkan
manusia dari binatang-binatang, dan yang bisa diperkirakan akan terus
melakukan hal-hal yang luar biasa di masa depan.
- Brian J. Alters dan Sandra M. Alters, Mendefinisikan
Evolusi, hal. 104, evolusi adalah konteks dasar dari seluruh ilmu
pengetahuan biologis…evolusi adalah suatu kerangka kerja penjelasan, teori
pemersatu. Hal ini tak boleh tidak ada dalam pelajaran biologi, sama seperti
teori keatoman yang harus ada dalam pelajaran kimia.
- Bagi banyak orang Kristen konservatif teori pemersatunya (yaitu
penafsiran) telah menjadi suatu penafsiran hurufiah dari Kejadian 1-2. Ini
benar bagi para penganut literalisme bumi muda (Lembaga Penelitian
Penciptaan yang menanggali bumi kira-kira berumur 10,000 tahun) dan
para penganut literalisme bumi tua (Alasan-alasan untuk Percaya
yang menanggali bumi atas dasar geologi moderen yaitu sekitar 4.6 milyar
tahun). Penafsiran seseorang akan Kitab Suci menjadi suatu lensa yang
digunakan untuk memandang dan mengevaluasi segalanya. Seseorang tak bisa
menyalahkan asumsi subyektif, karena semua pengetahuan manusia pada tingkat
tertentu bersifat pra-suposisi. Namun demikian, pengevaluasian dari
prasuposisi seseorang sangaatlah menentukan bagi suatu pengevaluasian yang
tepat mengenai pernyataan-pernyataan kebenaran mereka.
- Kekristenan Fundamental mencoba untuk memakai suatu argumentasi ilmiah
padahal masalah pokoknya adalah suatu metodologi hermeneutika. Ini tidak
mengisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan evolusi moderen tak bersifat
pra-suposisi atau bahwa kesimpulan-kesimpulannya tidak dibentuk oleh suatu
pandangan dunia apriori. Kita harus berhati-hati dan bersikap analitis
terhadap keduanya. Sepertinya ada bukti-bukti di kedua pihak. Saya harus
bertanya pada diri saya sendiri kepada pandangan yang mana saya secara
alamiah, emosional atau pendidikan terhanyut (yaitu asumsi kepuasan diri)?
- Kesimpulan Pribadi
- Berhubung saya adalah seorang teolog, bukan seorang ilmuwan, sangatlah
penting bagi saya untuk membaca dan berasimilasi sebanyak yang saya bisa
dari ilmu uniformitarian moderan. Saya secara pribadi tidak digelisahkan
dengan evolusi namun oleh naturalisme (satu definisi yang dipopulerkan
oleh Carl Sagan adalah, alam semesta adalah semua yang telah ada, semua
yang sekarang ada, dan semua yang akan ada). Saya menyadari ini adalah
suatu kecondongan namun teori pemersatu saya adalah keadi-kodratian dan
penciptaan khusus namun saya tidak menolak atau merasa terancam dengan
evolusi. Sudut pandang dasar saya adalah bahwa ada Allah yang bersifat
pribadi yang mengawali dan mengarahkan proses untuk suatu maksud tujuan!
Bagi saya Rancangan Cerdas menjadi suatu teori yang bisa diterima (lih. M.
J. Behe, Kotak Hitam Darwin dan William A. Demski, ed.
Penciptaan Belaka: Ilmu Pengetahuan, Iman dan Rancangan Cerdas).
Keacakan dari evolusi dan ketiadaan pelaku dari naturalisme lah yang
menyebabkan kesakitan dan kebingungan pribadi saya. Proses adalah bagian
nyata dari kehidupan. Saya harus merasa yakin bahwa saya tidak memeluk apa
yang nyaman tanpa suatu evaluasi. Saya telah mencoba mengidentifikasikan
asumsi-asumsi saya:
- Kejadian 1-3 (dan dalam hal ini, sebagian besar dari kitab Wahyu),
tidak dimaksudkan oleh si penulis aslinya yang terilhami, untuk diterima
secara hurufiah. Bagaimana segalanya bermula dan bagaimana segalanya akan
berakhir terselubung (dan pasti bagi manusia yang jatuh) dalam aliran
kesastraan.
- Evolusi adalah nyata pada suatu tingkat tertentu (evolusi
horizontal, evolusi-mikro, evolusi di dalam spesies) namun bukan
satu-satunya faktor bagi kehidupan di planet ini ataupun pembangunan alam
semesta. Ada misteri di sini! Saya secara pribadi merasa nyaman dengan
Alkitab (yaitu, perwahyuan khusus) yang memberitahukan kepada saya tentang
Siapa dan mengapa dan alam (yaitu perwahyuan alamiah), yang adalah,
penelitian ilmiah moderen, yang memberitahu saya tentang bagaimana dan
kapan berdasarkan teori-teori dan model-model yang terus berkembang.
- Bahkan kenyataan tertinggi dari evolusi tentang kepercayaan pada
Tuhan tidak akan menyebabkan saya untuk menolak satupun dari asumsi-asumsi
iman saya. Lihat Darrel R. Falk, Berdamai dengan Ilmu Pengetahuan:
Menjembatani Dunia Antara Iman dan Biologi dan Francis S. Collins,
Bahasa Allah. Saya benar-benar memiliki asumsi-asumsi iman (seperti
anda juga)! Pandangan-dunia saya adalah KeKristenan alkitabiah.
Gambaran-dunia saya adalah suatu pemahaman yang terus bertumbuh dan berubah.
- Umur bumi yang sebenarnya bukanlah masalah dalam teologia saya
kecuali:
- Konsep semesta pengorganisasian materi Big Bang yang jelas
kelihatan, yang menegaskan bahwa suatu permulaan alam semesta sepertinya
membatasi kemungkinan dari satu waktu tak terbatas bagi perkembangan evolusi
(yaitu naturalisme).
- Mulainya dan berhentinya dalam catatan fosil bisa mengisyaratkan
suatu keseimbangan yang jelas yang menyatakan bahwa kesempatan evolusi
muncul dalam semburan (kemungkinan tindakan penciptaan Allah yang
terus-menerus) dan tak selalu hanya merupakan perubahan bertahap dari waktu
ke waktu.
- Suatu bumi tua dan suatu penciptaan khusus manusia yang belum lama
adalah suatu model yang bersifat prasuposisi. Saya memilih untuk memeluk
arkeologi dan ilmu pengetahuan moderen sampai saya memahami lebih dalam dari
kajian saya akan Alkitab. Urutan ini menunjukkan kecondongan saya (namun
kita semua memilikinya)!
- Ilmu Pengetahuan bagi saya bukanlah musuh, dan bukan juga penyelamat!
Sangatlah menggairahkan hidup di jaman peningkatan Ilmu Pengetahuan ini!
Sangatlah menghibur untuk menjadi orang percaya yang berpengetahuan
hermeneutika! Integrasi dari iman dan alasan, atau Alkitab dan Ilmu
Pengetahuan, dengan kredibilitas, adalah suatu kemungkinan yang sangat
indah! Sebuah buku baru yang sangat mendukung saya dalam pemertanyaan ini
John H. Walton. Dunia Yang Hilang dari Kejadian Satu: Kosmologi Kuno dan
Debat Asal Usul.
- Asumsi-asumsi masa kini mengenai umur bumi
- Penanggalan radiometris dari batuan bulan dan meteor adalah konsisten
pada 4.6 milyar tahun. Hal-hal ini mengandung elemen yang sama dengan planet
dari sistem tata surya ini sehingga dugaanya adalah bahwa matahari kita dan
planet-panet, komet-komet, dan asteroid-asteroid yang berkaitan dengannya
dibentuk pada waktu yang sama tersebut. Batuan bumi tertua telah ditanggali
secara radiometrik 3.8 milyar tahun.
- Suatu tanggal bagi penciptaan adi kodrati akan pasangan manusia pertama
(Homo sapiens) lebih merupakan hal yang sukar namun dalam jarak
puluhan ribu derajad, kemungkinan 40.000. Waktu hanyalah merupakan masalah
bagi mereka dari kita yang diciptakan dalam suatu kerangka waktu yang
bersifat urutan dan kronologis. Allah tidak dipengaruhi oleh berlalunya
waktu. Saya percaya bumi dan lingkungannya diciptakan dari waktu ke waktu
untuk maksud tujuan tertentu yaitu menyediakan tempat bagi Allah untuk
bersekutu dengan ciptaanNya yang tertinggi, yang diciptakanNya dalam
gambarNya. Satu-satunya sumber akan kepercayaan ini adalah suatu Alkitab
yang terilhami. Saya berpaut padanya dan mengijinkan ilmu pengetahuan
moderen untuk menambah pemahaman saya akan aspek jasmani dari tindakan
penciptaan Allah!